Ibu Euis dengan empat anak, telah sejak lama aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Ia aktif dalam kegiatan PKK, Dasa Wisma, malah juga dalam program JPS tahun 1998. Namun Ibu Euis tidak mau diserahkan tugas dalam penanganan dana
Program yang ditangani sebagai relawan adalah Penyedfiaan Air bersih melalui Program Pendukung Pembe
Dalam rebug antara warga pada tingkat RW dan antar RW Ibu Euis memberikan fasilitasi identifikasi persoalan di lapangan. Persoalan cukup kompleks , baik masalah penggangguran, sosial, perumahan dan malahan mata pencarian bagi keluarga yang tergolong miskin. Hasil dari proses dialog dengan warga yang berlangsung lebih 3 bulan akhirnya sampai pada identifikasi persoalan yang hampir merata dihadapi oleh ssemua warga , yaitu air bersih. Pada musim kemarau sumur gali (air tanah ) kering dan PDAM masih jauh dari harapan untuk masuk ke wilayah ini.
Dengan dampingan P2MD kegiatan ini dirancang bersama masyarakat dimana lokasinya dan bagaimana mekanisme pembangunan serta pengelelolaan selanjutnya. Untuk tahap pertama disepakati hanya 1 unit sarana penyediaan air bersih dengan sumur bor dengan kedalaman 100 m, dengan system submersible, dilengkapi dengan sebuah tangki besar, gerobak distribusi dan jerigen. Persoalan yang cukup rumit adalah dimana mau ditaruh fasilitas ini. Karena sarana penyediaan air bersih ini akan menjangkau 7 RW yang benar benar membutuhkan. Ibu Euis dengan tokoh masyarakat akhirnya memilih tempat yang netral, yaitu di lingkungan kantor RW 01 yang mudah dijangkau oleh RW lain.
Pembangunan berlangsung selama 30 hari dengan dukungan dan partisipasi warga, baik tenaga kerja, kosumsi dan juga bahan bangunan. Tim Inti Pembangunan dipilih dari wakil RW, sebanyak 10 orang, termasuk Ibu Euis. Dukungan dana dan material dari P2MD senilai Rp 37,5 juta , menjadi lebih Rp 50,juta setelah konstruksi selesai. Penyediaan air bersih ini telah menjangkau 2000 warga.
Dalam prespektif jangka panjang Ibu Euis mengajak warga untuk mengelola sarana air bersih ini secara terbuka. Untuk itu disepakati dalam rapat bersama antara wakil warga, desa dan P2MD pengelolaan nya diserahkan kepada LPM Kelurahan Sukahaji.
Sarana air bersih ini berjalan efektif dan diperkirakan dalam 5 tahun sudah akan dapat diperoleh kembali dana investasi awal, karena setiap bulan layanan air bersih ini memperoleh masukan Rp 1,8 juta. Sepertiga dana ini disimpan untuk cadangan pemeliharaan, bantuan untuk warga miskin, penguatan Taman Kanak Kanak dan dukungan kegiatan RW. Biaya setiap bulan hanya 18 %, biaya operator/pengelola 30 % dan pemeliharaan rutin 12 % dari pendapatan keseluruhan.
Ketika ditanya apa yang menjadi kunci keberhasilan program ini, sehingga diundang untuk menceritakan di Kantor ADB Manila, 7 – 9 Oktober 2004. Dengan lugu ibu Euis menjawab “selalu musyawarah, semua terbuka dan kegiatan ini betul betul kebutuhan masyarakat”. Saya amah, senang sekali, kalau bisa berbuat untuk warga, karena saya orang kecil, suami saya hanya sopir angkot (Muchtar Bahar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar