Kamis, 15 November 2007

Ketemu Relawan di Manila

Ajang lokakarya pembangunan partisipatif yang berlangsung di kantor ADB Manila, 7-9 Oktober 2004 yang lalu, saya dipertemukan dengan tiga relawan dari komunitas, yaitu dari Cina, Bangladesh dan Indonesia. Relawan dari Bangladesh Aktif dalam Asosiasi Pengguna Air tingkat Daerah (Water Management Association), dari Cina aktif dalam pembangunan lingkungan dan dari Indonesia aktif dalam penyediaan air bersih. Adalah sebuah kehormatan bagi Yayasan BMS menjadi salah satu dari 10 peserta dari Indonesia, bersama dengan sekitar 20 peserta lain dari Cina dan Bangladesh. Sebuah peluang yang sangat terbatas dan memberikan manfaat ganda, bagi BMS sendiri dan juga bagi rekan rekan lainnya melalui share pengalaman yang didapat


Ibu Euis dengan empat anak, telah sejak lama aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Ia aktif dalam kegiatan PKK, Dasa Wisma, malah juga dalam program JPS tahun 1998. Namun Ibu Euis tidak mau diserahkan tugas dalam penanganan dana

Program yang ditangani sebagai relawan adalah Penyedfiaan Air bersih melalui Program Pendukung Pembe
rdayaan Masyarakat dan Pmerintah Daerah (P2MD) di Kelurahan Sukahaji, Ciparay, Bandung. Kelurahan Sukahaji termasuk padat, dengan penduduk 5.569 keluarga dengan lebih 23.365 jiwa terbagi dalam 10 RW. Mata pencarian masyarakat yang terbanyak adalah sebagai buruh, karyawan swata dan usahawan kecil. Pada awal tahun 2002 masih terdapat 146 keluarga yang termasuk pra sejahtera yang mencapai lebih 700 jiwa.

Dalam rebug antara warga pada tingkat RW dan antar RW Ibu Euis memberikan fasilitasi identifikasi persoalan di lapangan. Persoalan cukup kompleks , baik masalah penggangguran, sosial, perumahan dan malahan mata pencarian bagi keluarga yang tergolong miskin. Hasil dari proses dialog dengan warga yang berlangsung lebih 3 bulan akhirnya sampai pada identifikasi persoalan yang hampir merata dihadapi oleh ssemua warga , yaitu air bersih. Pada musim kemarau sumur gali (air tanah ) kering dan PDAM masih jauh dari harapan untuk masuk ke wilayah ini.

Dengan dampingan P2MD kegiatan ini dirancang bersama masyarakat dimana lokasinya dan bagaimana mekanisme pembangunan serta pengelelolaan selanjutnya. Untuk tahap pertama disepakati hanya 1 unit sarana penyediaan air bersih dengan sumur bor dengan kedalaman 100 m, dengan system submersible, dilengkapi dengan sebuah tangki besar, gerobak distribusi dan jerigen. Persoalan yang cukup rumit adalah dimana mau ditaruh fasilitas ini. Karena sarana penyediaan air bersih ini akan menjangkau 7 RW yang benar benar membutuhkan. Ibu Euis dengan tokoh masyarakat akhirnya memilih tempat yang netral, yaitu di lingkungan kantor RW 01 yang mudah dijangkau oleh RW lain.

Pembangunan berlangsung selama 30 hari dengan dukungan dan partisipasi warga, baik tenaga kerja, kosumsi dan juga bahan bangunan. Tim Inti Pembangunan dipilih dari wakil RW, sebanyak 10 orang, termasuk Ibu Euis. Dukungan dana dan material dari P2MD senilai Rp 37,5 juta , menjadi lebih Rp 50,juta setelah konstruksi selesai. Penyediaan air bersih ini telah menjangkau 2000 warga.

Dalam prespektif jangka panjang Ibu Euis mengajak warga untuk mengelola sarana air bersih ini secara terbuka. Untuk itu disepakati dalam rapat bersama antara wakil warga, desa dan P2MD pengelolaan nya diserahkan kepada LPM Kelurahan Sukahaji.

Sarana air bersih ini berjalan efektif dan diperkirakan dalam 5 tahun sudah akan dapat diperoleh kembali dana investasi awal, karena setiap bulan layanan air bersih ini memperoleh masukan Rp 1,8 juta. Sepertiga dana ini disimpan untuk cadangan pemeliharaan, bantuan untuk warga miskin, penguatan Taman Kanak Kanak dan dukungan kegiatan RW. Biaya setiap bulan hanya 18 %, biaya operator/pengelola 30 % dan pemeliharaan rutin 12 % dari pendapatan keseluruhan.

Ketika ditanya apa yang menjadi kunci keberhasilan program ini, sehingga diundang untuk menceritakan di Kantor ADB Manila, 7 – 9 Oktober 2004. Dengan lugu ibu Euis menjawab “selalu musyawarah, semua terbuka dan kegiatan ini betul betul kebutuhan masyarakat”. Saya amah, senang sekali, kalau bisa berbuat untuk warga, karena saya orang kecil, suami saya hanya sopir angkot (Muchtar Bahar)

Tidak ada komentar: