Pedoman Pengalaman
Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Syarak Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang
Jadi Guru
Halaman, x/219
Gebu Minang Pusat,
2011
Menghadapi
Berbagai tantangan dan realitas yang tidak kondusif itu, maka tidak ada
pilihan, kecuali perlunya sebuah strategi kebudayaan dan politik. Dalam bacaan
saya, Naskah Seminar Kebudayaan Minangkabau 2010 telah memberikan kerangka yang
relatif komprehensif menyangkut strategi kebudayaan dan politik tersebut.
Bagaimanapun kerangka itu memerlukan political
will kepemimpinan birokrasi kepemerintahan; dan juga kesediaan kepemimpinan
agama dan adat untuk membangun kesepakatan, baik pada tingkat konsep, kerangka,
dan praksis konsolidasi kultural suku bangsa Minangkabau tersebut. Tanpa itu,
keinginan untuk perubahan kearah lebih baik, bisa berarti bahwa ‘kaum’
Minangkabau itu sendiri tidak mau mengubah nasibnya.
Profesor
Azyuamardi Azra memberikan catatan khusus tentang buku ini “Dalam
kehidupan sosial budaya, perubahan-perubahan yang dimunculkan pembangunan
(modernisasi) Orde Baru, menimbulkan urbanisasi yang berlangsung dan meningkat
secara cepat di Sumatera Barat – seperti juga terjadi di banyak wilayah di
Indonesia lainnya. Semakin banyak anak-anak muda Minang yang masih bujangan dan
yang sudah berumahtangga—baik laki-laki maupun perempuan—yang merantau ke
wilayah-wilayah urban, baik di lingkungan Sumatera Barat sendiri maupun ke
wilayah-wilayah lain. Nagari, surau dan lubuk tapian pun ditinggalkan; banyak
persawahan dan lahan-lahan perkebunan dibiarkan begitu saja menyemak
membelukar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar