Pengalaman lapangan
dalam mengarungi kehidupan dan penghidupan ini demikian berharga. Baik sebagai professional, wirausaha sosial, jasa dan perdagangan, da’i
dan pendidik, angkatan bersenjata, kesehatan
ataupun di bidang pertanian, kehutanan dan pemberdayaan masyarakat, ”the experience is the good teacher”. Pengulangan itu sangat mungkin terjadi
oleh pelaku yang sama dan semakin besar
kemungkinan nya bagi pihak lain. Demikian banyak pengalaman berharga, raib
bersama pelakunya.
Penulis adalah sahabat,
sejak di bangku pendidikan tingkat sekolah
pendidikan atas, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang, saat
kuliah di Intitut Agama Islam Negeri (IAIN)
Imam Bonjol Padang tahun 70 an. Aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dan di Persyarikatan Muhammadiyah.
Setelah berusia diatas 50 tahun
kembali dipertemukan di Jakarta, karena kesamaan niat, untuk mejadi hamba yang
berguna bagi orang lain, di sisa umur yang dianugerahkan oleh Allah.
Penulis aktif di bidang
yang sedikit berbeda, walau masih dalam ranah yang sama yakni pengembangan
sumberdaya manusia. Bedanya adalah. H.Muchtar Bahar sejak
merantau ke Jakarta, memasuki dunia pemberdayaan masyarakat melalui Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Sementara H. Albazar M Arif, sebagai tenaga pendidik
di tingkat Ibtidaiyah, Sekolah Lanjutan
Atas dan Peguruan Tinggi. Catatan renungan,
pengalaman dari kedua hamba Allah ini yang telah dipublikasikan di media cetak,
jejaring sosial, seminar, pelatihan, ceramah atau pengajian.
Buku ini merupakan
kumpulan dari tulisan yang dibagi dalam empat
bagian,
yaitu; Hamba dan Khalik, Pendidikan
dan Pemberdayaan Masyarakat. Pada
bagian Keempat, adalah beberapa buku pilihan, profil penerbit yakni YPMUI dan Yayasan
BMS serta profil penulis.
“Menjadi Manusia Yang Peduli”,
terkait erat dengan nilai-nilai Syariat Islam
yang selalu menjadi acuan hidup dan penghidupan, sejalan dengan hadist
Nabi, “Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al
Albani dalam As-Silsilah
As-Shahihah)”. Dalam hadist lain Rasulullah menngingatkan kita, dari Abu Bakar RA,
“Wahai Nabi Saw, siapakah manusia yang paling baik?”. Beliau Bersabda, “Orang
yang panjang umur dan baik amalnya”. Ia bertanya lagi, “Siapakah manusia yang
jelek?”, Nabi menjawab, “Orang yang panjang umur lagi buruk amal nya”. (HR
Ahmad dan At-Tirmidzi). Dalam kedua
hadist tersebut dapat disimak makna yang
dalam.
Tiada maksud lain,
hanya untuk berbagi kepada para pendidik dan penggiat pemberdayaan dan pihak
yang peduli pada persoalan moral, kemiskinan, keterbelakangan dan
ketidakpastian di sekitar kita. Kami yakin akan ditemukan kemungkinan
keterbatasan narasi, data dan kekurangan lain. Untuk itu, kucuran saran dan
kritik dari pembaca sangat diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar