Kamis, 22 Oktober 2015

Menjadi Hamba Peduli










Pengalaman lapangan dalam mengarungi kehidupan dan penghidupan ini  demikian berharga. Baik sebagai professional,  wirausaha sosial, jasa dan perdagangan, da’i dan pendidik, angkatan bersenjata,  kesehatan ataupun di bidang pertanian, kehutanan dan pemberdayaan masyarakat, ”the experience is the good teacher”. Pengulangan itu sangat mungkin terjadi oleh pelaku yang sama  dan semakin besar kemungkinan nya bagi pihak lain. Demikian banyak pengalaman berharga, raib bersama pelakunya.

Penulis adalah sahabat, sejak di bangku pendidikan tingkat sekolah  pendidikan atas, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang, saat kuliah di Intitut Agama Islam Negeri (IAIN)  Imam Bonjol Padang tahun 70 an. Aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan di Persyarikatan Muhammadiyah.  Setelah berusia  diatas 50 tahun kembali dipertemukan di Jakarta, karena kesamaan niat, untuk mejadi hamba yang berguna bagi orang lain, di sisa umur yang dianugerahkan oleh Allah.

Penulis aktif di bidang yang sedikit berbeda, walau masih dalam ranah yang sama yakni pengembangan sumberdaya manusia. Bedanya adalah. H.Muchtar Bahar sejak merantau ke Jakarta, memasuki dunia pemberdayaan masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sementara H. Albazar M Arif, sebagai tenaga pendidik di tingkat Ibtidaiyah,  Sekolah Lanjutan Atas dan Peguruan Tinggi.  Catatan renungan, pengalaman dari kedua hamba Allah ini yang telah dipublikasikan di media cetak, jejaring sosial, seminar, pelatihan, ceramah atau pengajian.

Buku ini merupakan kumpulan dari tulisan  yang dibagi dalam empat  bagian,  yaitu; Hamba dan Khalik, Pendidikan  dan Pemberdayaan Masyarakat.  Pada bagian Keempat, adalah beberapa buku pilihan, profil penerbit yakni YPMUI dan Yayasan BMS serta profil penulis.


“Menjadi Manusia Yang Peduli”, terkait erat dengan nilai-nilai Syariat Islam  yang selalu menjadi acuan hidup dan penghidupan, sejalan dengan hadist Nabi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)”. Dalam hadist lain Rasulullah menngingatkan kita, dari Abu Bakar RA, “Wahai Nabi Saw, siapakah manusia yang paling baik?”. Beliau Bersabda, “Orang yang panjang umur dan baik amalnya”. Ia bertanya lagi, “Siapakah manusia yang jelek?”, Nabi menjawab, “Orang yang panjang umur lagi buruk amal nya”. (HR Ahmad dan At-Tirmidzi).  Dalam kedua hadist tersebut  dapat disimak makna yang dalam.

Tiada maksud lain, hanya untuk berbagi kepada para pendidik dan penggiat pemberdayaan dan pihak yang peduli pada persoalan moral, kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakpastian di sekitar kita. Kami yakin akan ditemukan kemungkinan keterbatasan narasi, data dan kekurangan lain. Untuk itu, kucuran saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan.




Tidak ada komentar: