Penulisan buku ini dilatar belakangi oleh tiga alasan.
Pertama, para generasi muda terutama yang dirantau yang enggan ikut aktif dalam
peguyuban dan pertemuan yang menggunakan bahasa Minang. Ketika ditanyakan,
alasannya sederhana, “kami
ingin ikut, tapi kami tidak mengerti yang dibicarakan dalam pertemuan itu”.
Realitas dalam
kehidupan sehari hari, pada umumnya keluarga perantau jarang menggunakan Bahasa Minang dalam komunikasi sehari hari. Prof. Drs. H Satni Eka Putra, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatra Barat menekankan bahwa “Bahaso Manunjuakkan Bangso”
dengan bahasa yang jelas identitasnya dengan tutur bahasa yang sopan dan santun
akan menggambarkan identitas dan kepribadian orang itu. Dengan kata lain kalau
kita telah “melupakan” bahasa kita sendiri berarti kita kehilangan identitas
kita, jati diri kita.
Alasan kedua adalah dorongan untuk
memberikan fasilitas bagi masyarakat Indonesia dan juga warga asing untuk
mempelajari bahasa Minang. Dengan adanya buku “Bahasa Minang Populer” ini, proses mempelajari bahasa Minang lebih
mudah. Karena tempat khusus untuk mempelajari Bahasa Minang, hanya di Perguruan
Tinggi. Malahan Dr.
Fasli Jalal. Ph.D ketika itu menjabat
sebagai Direktur Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda”. Para penulis
tidak banyak yang berminat untuk berkarya dalam bahasa Minangkabau. Disamping
minat baca bahasa Minangkabau khususnya di Ranah Minang amat rendah. Hal ini
dibuktikan dengan semakin sulitnya kita menemukan buku-buku berbahasa daerah
Minangkabau di Ranah Minang, apalagi diluar daerah Ranah Minang. Hal ini
sejalan dengan hasil “Mupakat Bandung
pada point 3”
Alasan berikutnya adalah membantu siswa dalam memahami Bahasa Minang dalam jenjang
pendidikan formal, dasar dan menengah. Kalau anak-anak dirantau tinggal di
Bekasi, maka ada muatan lokal mata pelajaran bahasa Sunda demikian juga
anak-anak yang belajar di Jawa Tengah akan mempelajari Bahasa Jawa, begitu pula
didaerah lain di tanah air Indonesia tercinta.
Buku ini terdiri dari Sembilan Bab
yaitu Bab I, Pendahuluan, Bab II, Bahasa Minangkabau serta hubungan dengan
Bahasa Indonesia, dan Bab III adalah tentang Perbandingan kosa kata dalam
bahasa Minangkabau dengan kosa kata dalam bahasa Indonesia. Isi Bab IV,
Pronomina dan Kata Sapaan, Bab V, Pemahaman kelas Bahasa Indonesia, Bab VI,
Imbuhan dan Bab VII, Pembentukan Kalimat. Pada bagian akhir dilampirkan Daftar
Pustaka, Daftar Istilah, Lumbuang Kato, Kunci Jawaban dan Biodata Penulis.
Buku ini menarik dan penting bagi
remaja anak rantau dan di kampung halaman serta etnik lain dan warga asing yang
ingin mendalami bahasa Minangkabau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar